Senin, 23 Februari 2009

Melibatkan Orang Muda dalam Pengembangan Hidup Beriman

Umat Allah Keuskupan Agung Semarang bertekad untuk ikut serta membangun habitus baru bangsa.Upaya itu dilaksanakan dalam Keluarga Sebagai Basis Hidup Beriman (2007),dalam diri anak dan remaja (2008),dan dalam diri Orang Muda (2009) dengan melibatkan mereka untuk pengembangan umat.Agar orang muda katolik semakin berperan dalam hidup menggerja dan bermasyarakat, dibutuhkan pola-pola pelibatan dan pengembangan orang muda yang sungguh dilaksanakan dengan setia.
Ruang Lingkup Pelibatan

Pengalaman akan Allah
Pengalaman akan Allah



43. Dasar dari perutusan dalam Gereja ialah pengalaman akan Allah yangmemanggil. Sebagaimana Paulus yang mendasarkan perutusannya padapengalaman ditangkap oleh Kristus, keterlibatan orang muda dalamkehidupan umat juga perlu didasarkan pada pengalaman akan Allah yangmenyapanya melalui Yesus Kristus. Untuk itu, orang muda perlumengembangkan perjumpaan dengan Allah, supaya semakin menghayatiperutusannnya sebagai perutusan dari Allah. Pengalaman akan Allahmemang dapat dicari, namun terutama ini merupakan rahmat dari Allahsendiri. Pencarian dapat dilakukan dengan mempelajari dan mendalamiseluruh keyakinan imannya. Sebagaimana Paulus berusaha mencarikepenuhan rahmat keselamatan Allah, orang muda perlu mengembangkankemauan untuk belajar dan mempelajari imannya. Mempelajari imanbukanlah sesuatu yang kuno dan sok suci. Ini yang akan menjadi pondasidasar hidup kita di dunia. Namun kita sadar bahwa tidaklah cukupmengandalkan usaha manusiawi. Pengalaman akan Allah juga merupakanrahmat. Sebagai rahmat, pengalaman itu perlu dimohon. Manusia perlumengosongkan diri dan hadir sebagai ciptaan yang mengandalkan karyaAllah supaya Allah sendiri mengisi pengalamannya. Untuk menggapai halini diperlukan keheningan. Keheningan bukan sekedar tidak bersuaraatau diam, namun juga sampai masuk pada batinnya sendiri dan sampaipada kesatuan erat dengan Allah. Banyak hal besar lahir dalamkeheningan.



44. Secara konkret pengembangan pengalaman akan Allah dapat dilakukandengan belajar mendengarkan Sabda Tuhan yang tertulis dalam KitabSuci. Keakraban orang muda dengan Sabda Tuhan yang tertulis dalamKitab Suci akan membuat orang muda semakin mampu menyelamikehendak-Nya. Pengalaman akan Allah juga dapat dipupuk dengan doa-doa,terutama melalui liturgi, khususnya S. Ekaristi, "puncak dan sumberpengungkapan iman Gereja" (LG 11). Melalui keikutsertaan secara aktifdalam perayaan Ekaristi yang dimahkotai dengan menyambut Kristus yanghadir dalam S. Ekaristi, orang muda dapat semakin merasakan kasihAllah yang memberikan diri bagi manusia dan mengundang manusia untukterlibat dalam perutusan-Nya. Cinta akan Ekaristi dapat dipupuk dengananeka devosi S. Ekaristi khususnya melalui Adorasi pada S. Maha Kudus.Dengan demikian, melalui S. Ekaristi Allah dialami sebagai Allah yangmengasihi manusia dan mengutus manusia untuk berbagi kasih dengansesamanya.



Diri Pribadi
45. Orang muda perlu terlibat dan akrab dengan dirinya sendiri.Keterlibatan dan keakraban ini perlu untuk mencapai karakter danjatidirinya sebagai orang katolik sehingga mampu mengarungi duniadengan mandiri dan bertanggungjawab. Hal ini menjadi mendesak kalakita sadari bahwa dunia mengeliligi orang muda dengan tawaran-tawaranyang berebut untuk menarik orang muda menjadi "penganut"nya.Kenyataan ini seringkali membuat orang muda ada dalam situasi ambang,bahkan tidak jarang mengalami kesepian dan mencoba melarikan diri padahal-hal yang negatif.



46. Pertama-tama keterlibatan dan keakraban itu dijalankan denganmasuk di dalam dirinya dan meyakini bahwa hidupnya adalah anugerahAllah. Keyakinan tersebut akan menggerakkan setiap pribadi untukmenanggapi anugerah Allah itu dalam ungkapan maupun perwujudanimannya. Karenanya seseorang dapat bersyukur sekaligus menghargaihidupnya dan berusaha untuk menjaga kehidupan. Orang muda perlumensyukuri aneka keistimewaan dan talenta yang dianugerahkan Tuhankepadanya. Keberanian untuk menemukan keistimewaan hidupnya merupakanbekal dasar untuk melangkah.Talenta dan keistimewaan ini perluditumbuhkembangkan dengan keberanian untuk bereksplorasi, membangunkreasi dan refleksi supaya semakin terampil dalam mengarungi dunia.Maka di sini orang muda diundang untuk belajar dan belajar agarmencapai sesuatu yang lebih dalam kerangka karya penyelamatan Allah.Orang muda juga diundang untuk berani mengakui kekurangan-kekuranganyang ada dalam dirinya. Pengakuan ini akan membantu dirinya untukterbuka pada rahmat Allah yang menyempurnakan, pada bantuan orang lainserta mendorongnya untuk terus berusaha mengatasi kekurangan yang ada.



47. Keterlibatan pada pribadi ini dapat dilakukan setiap saat dalamkeseharian orang muda. Baik kalau setiap hari orang muda dapatmenyediakan waktu hening barang 15-30 menit untuk mengendapkan danmerefleksikan seluruh perjalanan selama sehari.




Keluarga
48. Keluarga merupakan basis untuk mengembangkan hidup beriman danketerlibatan hidup beriman orang muda. Keluarga dibangun atas dasariman akan Allah yang menghendaki hadirnya persekutuan cinta antaralaki-laki dan perempuan dalam ikatan perkawinan. Karena itu keluargamenjadi media dasar untuk mengembangkan iman dan cinta. Setiap pribadiperlu merasakan cinta dalam keluarga sekaligus menjaga cinta itu tetaphidup dalam keluarga. Dengan demikian imannya kepada Allah sang sumbercinta akan diteguhkan. Cinta mengandaikan kerelaan untuk berbagibahkan berkorban. Cinta selalu mempunyai dimensi sosial. Seseorangyang hidup dalam cinta akan mudah berbagi cinta pada yang lain.Keluarga menjadi ruang pertama bagi sosialisasi cinta seorang anakmanusia. Keterlibatan dalam lingkup ini menuntut orang muda untukselalu menghidupkan komunikasi iman dan cinta yang dialogis danmendalam di antara anggota keluarga. Maka perlulah kiranya orang mudadan setiap anggota keluarga mempunyai waktu untuk bertemu, berbagipengalaman dan berdoa bersama agar saling meneguhkan iman dan cintasetiap anggotanya. Kita mengubah kebiasaan, "maaf tidak adawaktu"menjadi "aku ada waktu untukmu".

Gereja

49. Gereja merupakan persekutuan orang beriman pada Yesus Kristus yangwafat dan bangkit. Persekutuan ini mengandaikan interaksi yangmendalam setiap orang di dalamnya. Dalam Gereja kita mewarisi imanpada Bapa, Putera dan Roh Kudus; sebagai Gereja kita menyuburkan iman. Maka tidaklah benar kalau dikatakan, "Gereja No, Yesus Yes" ataubahkan dengan salah dikatakan "Yesus Yes, Kristianitas No". Iman akanYesus yang wafat dan bangkit adalah iman Gereja. Tidak dapatdibayangkan mengimani Yesus yang seperti itu tanpa iman Gereja danmelepaskan diri dari kesatuan dengan Gereja. Persekutuan iman inidibangun atas dasar warisan iman sebagaimana tertulis dalam Kitab Sucidan dirumuskan dalam ajaran-ajaran Gereja, diungkapkan dalam anekaperayaan liturgi, serta diwujudkan melalui aneka kegiatan bersama danketerlibatan dalam masyarakat. Setiap anggota Gereja diundang untukikut terlibat dan bertanggungjawab atas kehidupan Gereja dan bukansebagai penonton yang dapat meninggalkan persekutuan bila tidak suka.Keterlibatan setiap anggota menentukan gerak dan arah kehidupanGereja.



50. Orang muda perlu terlibat aktif dalam seluruh keprihatinan Gereja.Keterlibatan itu dapat diwujudkan dengan menjadi salah satu pengurusGereja entah tingkat lingkungan, wilayah ataupun paroki, maupun dalamaneka macam kegiatan yang ada. Peran serta orang muda dapat puladilaksanakan dengan menghidupkan komunitas-komunitas orang muda maupunterlibat dalam kegiatan lingkungan, wilayah maupun paroki. Kehadirandan sumbang sih orang muda akan memberikan warna bagi gerak hidupGereja.

Panggilan hidup sebagai Imam, Bruder dan Suster
51. Dalam rangka keterlibatan orang muda dalam pengembangan hidupumat, pantaslah dipertimbangkan pula panggilan hidup sebagai imam,bruder dan suster. Perkembangan umat Allah Keuskupan Agung Semarangdiwarnai dengan tumbuh suburnya panggilan menjadi imam, bruder dansuster, baik yang bekerja di Keuskupan Agung Semarang maupun merekayang bekerja di wilayah Keuskupan lain di Indonesia. Bahkan tidaksedikit imam, bruder dan suster yang berasal dari Keuskupan AgungSemarang menjalankan perutusan di luar negeri. Inilah salah satusumbangan Keuskupan Agung Semarang bagi Gereja pada umumnya. Merekainilah orang-orang yang tertangkap oleh Kristus dan mau membaktikanhidupnya bagi Gereja. Oleh karena itu, dalam rangka pencarian jatidiripantaslah orang muda mempertimbangkan kemungkinan untuk menanggapipanggilan Tuhan sebagai imam, bruder dan suster dalam Gereja.




Masyarakat

52. Orang muda hidup dalam masyarakat yang sedang berubah. Perubahanmasyarakat sebagai akibat globalisasi membawa dampak positif tetapisekaligus negatif bagi kehidupan bersama. Dalam situasi seperti iniorang muda diundang untuk aktif mengubah dan menggerakkan kehidupanmasyarakat menuju tatanan dunia yang adil dan damai. Dengan demikianorang muda ikut serta dalam karya Kristus untuk menghadirkan KerajaanAllah di dunia ini. Karena itu tidak dapat tidak orang muda mestiberperan serta dalam perjuangan untuk menegakkan keadilan dankebenaran serta melestarikan keutuhan ciptaan. Keterlibatan padamasyarakat ini menjadi perwujudan dari imannya.



53. Keterlibatan ini perlu dibangun sejak dini dan dalam relasi yangmendalam dengan semua pihak yang berkehendak baik. Ada banyak wadahyang membantu keterlibatan ini sejak dini, misalnya gerakan kepanduanatau pramuka, karangtaruna. Sekarang ini pun tumbuh aneka macamgerakan orang muda yang menaruh perhatian pada keadilan sosial dankemasyarakatan. Gerakan-gerakan peduli lingkungan hidup yang saat iniberkembang pantas untuk dilibati, karena di dalam komunitas ituterkumpul orang-orang dari berbagai agama, suku dan ras. Selain itujuga gerakan lintas iman dapat menjadi salah satu alternatif yangpatut untuk diikuti.



54. Pantas disyukuri bahwa banyak orang muda katolik yang pedulidengan persoalan-persoalan sosial. Kala gempa menimpa Yogyakarta danKlaten dan banjir melanda eks karesidenan Surakarta dan Pati, ribuanorang muda terlibat sebagai relawan. Selain itu tidak sedikit pulaorang muda katolik yang aktif dalam kelompok-kelompok sosialkemasyarakatan yang peduli pada dialog agama, lingkungan hidup,pembelaan hak asasi manusia, budaya dan lain-lain.




Langkah-langkah Pelibatan
Data Orang Muda
55. Pertama-tama, perlulah diperhatikan data mengenai orang muda. Dataakan sangat berguna untuk melihat seberapa besar keterlibatan orangmuda dan langkah-langkah apa yang dapat dilakukan. Data tersebut dapatmeliputi jumlah orang muda, minat yang sedang berkembang, siklusaktivitas mereka. Siklus aktivitas menjadi penting karena kebanyakanorang muda masih dalam masa studi. Akan sangat sulit melibatkan merekabila mereka ada dalam masa aktif studi, apalagi bila sedang menghadapiujian.

Fokus Pelibatan
56. Setelah menemukan data, ditentukan fokus. Fokus akan menjadikerangka besar bagi pelibatan orang muda. Fokus yang jelas akanmemudahkan pengukuran tingkat keberhasilannya. Pemilihan fokus iniakan lebih berhasil guna bila sejak awal orang muda diajak untukterlibat dalam proses pemilihannya. Sebagai sebuah contoh, sejak akhirtahun 2002 Komisi Kepemudaan KAS mengambil fokus pendampingan padapembangunan karakter, pembangunan komunitas dan pembentukanspiritualitas orang muda KAS. Sekarang ini orang mudah untuk berubah,atau pun beralih dari satu hal ke hal lain. Tidak adanya fokus akanmengombang-ambingkan karya pastoral ini. Fokus yang jelas akan menjagakonsistensi karya sekaligus memudahkan penentuan metode dan aktivitasyang tepat.

Mengatur langkah-langkah
57. Langkah-langkah merupakan kendaraan menuju tujuan yang diharapkansekaligus menjadi perwujudan dari fokus yang telah dipilih.Langkah-langkah perlu dibuat secara terinci dengan memperhitungkankemungkinan untuk menjangkau sebanyak mungkin orang sekaligus mampudiwujudkan oleh orang muda dan pribadi-pribadi yang terlibat.

Menentukan metode dan aktifitas
58. Ada banyak sekali metode dan aktivitas yang dapat dimanfaatkanuntuk pelibatan ini. Contohnya retret, rekoleksi, ceramah, outbound,training, workshop, pertemuan-pertemuan kelompok doa, pentas seni,teater, diskusi, sharing dll. Metode ini dipilih dan diwujudkan dalamaneka aktivitas yang sesuai dengan kapasitas dan minat orang muda

Memberi Kesempatan

59. Kesempatan merupakan masa yang ditunggu oleh orang muda. Bila adakesempatan orang muda akan menghasilkan sesuatu yang melebihiperkiraan. Untuk itu ada dua catatan penting. Pertama, perlunyamemberi ruang pada orang muda untuk mengembangkan imaginasi (=kemampuan untuk merangkai impian dan harapan), eksplorasi (=daya untukmenjelajahi segala sesuatu yang diperlukan), kreasi (=gerak untukmemulai mencipta sesuatu yang baru atau memodifikasi hal-hal yangsudah ada) dan refleksi (=proses pembatinan seluruh aktivitas yangdilalui). Kedua, diperlukan kerelaan untuk hadir, menemani danmendampingi tanpa memaksakan kehendak.

Pendampingan
60. Pendampingan dan penyertaan menjadi hal yang mutlak penting. Untukdapat mewarisi estafet pengelolaan dan pengembangan Gereja, orang mudamasih membutuhkan pribadi-pribadi yang bersedia untuk menemani orangmuda menemukan pemahaman yang baik dan penerapan yang sesuai denganzamannya. Pendampingan yang diupayakan kiranya lebih bersifat menjaditeman dan partner dialog atau mentor bagi orang muda. Dengan demikian,orang muda dapat belajar dari anggota Gereja yang aktif danbertanggungjawab.



61. Melalui proses pendampingan dan kesempatan untuk terlibat, orangmuda dapat menimba pengetahuan yang pada gilirannya akan berguna bagimereka dan Gereja sendiri. Demi pengembangan pemahaman mengenaiseluk-beluk iman kristiani sendiri, perlulah kiranya kepada orang mudaini ditawarkan wacana-wacana, baik yang berkaitan langsung dengan imanmaupun yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial kemasyarakatan,yang dapat digunakan oleh orang muda untuk berbuat lebih nyata sebagaibagian dari Gereja.



62. Prinsip utama yang perlu diperhatikan kiranya adalah kerjasamadialogis antara pihak-pihak yang memiliki kepentingan, baik itu antaraorang muda dengan Dewan Paroki atau yang lain. Dalam dialog tersebut,diharapkan orang muda dapat mengutarakan maksud kegiatan yangdimiliki, dan para penyandang dana pun mengetahui tujuan darikegiatan-kegiatan yang dilakukan orang muda. Harapannya, muncul sebuahgerakan yang sinergis sebagai upaya estafet pengelolaan danpengembangan Gereja itu sendiri.



63. Dalam pendampingan baik kalau dicatat apa yang pernah disepakatidalam Temu Raya Orang Muda KAS th. 2005. Dalam temu raya itudisepakati perlunya keterlibatan orang muda dalam dunia pendidikan,politik, lingkungan hidup dan perekonomian. Pertama, menciptakankesadaran pada orang muda akan pentingnya pendidikan demi hidup denganmengelola semua kegiatan dalam kerangka reflektif (pembatinan,pemaknaan dan mencari arti kehidupan serta bertindak secarabertanggungjawab.) Kedua, perlunya pembelajaran politik yangberkelanjutan dengan menyelenggarakan pelatihan politik. Ketiga,membangun kesadaran orang muda terhadap lingkungan hidup denganmenyelenggarakan berbagai macam pembekalan kecintaan pada lingkunganhidup. Keempat, pembentukan karakter orang muda dalam berekonomidengan menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan danpembekalan-pembekalan dalam bidang ekonomi. Selain itu pantas jugadiperhatikan kesepakatan Pertemuan Nasional Orang Muda Katolik diCibubur tahun 2005. Dalam pertemuan itu orang muda bersepakat untukterlibat dalam pelestarian lingkungan, menolak korupsi danmengembangkan pendidikan nilai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar